Senin, 19 Oktober 2015

PEMBANGUNAN KOPERASI DI NEGARA 

BERKEMBANG

Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini, juga ikut membangun atau mengembangkan Koperasi. Koperasi sendiri di Indonesia diartikan sebagai suatu organisasi yang berazaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat dilingkungannya. Pembangunan koperasi di Indonesia saat ini sudah sangat cepat. Hal ini terbukti dengan masuknya koperasi di lingkungan - lingkungan sekolah dan pedesaan.

1. Pembangunan Koperasi di Indonesia

   Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat bervariasi . Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh, kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya.
   Di negara berkembang seperti Indonesia, koperasi dirasa perlu dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).

2. Kendala yang Dihadapi

Ada tiga hambatan eksternal utama yang dapat mempengaruhi perkembangan koperasi , yakni sebagai berikut :
1.     Keterlibatan pemerintah yang berlebihan (yang sering kali karena desakan pihak donor).
2.     Terlalu banyak yang diharapkan dari koperasi atau terlalu banyak fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi fungsi atau tujuan koperasi sebenarnya.
3.     Kondisi yang tidak kondusif, seperti distorsi pasar, kebijakan ekonomi seperti misalnya kebijakan proteksi yang anti-pertanian, dan sebagainya.
4.     Kurangnya kerjasama pada bidang ekonomi dari masyarakat kota sehingga koperasi semakin terkucilkan
     
 Sedangkan, hambatan internal adalah :
1.     Termasuk keterbatasan anggota atau partisipasi anggota
2.     Kinerja anggotanya yang kurang berkompeten
3.     Perbedaan antara kepentingan individu dan kolektif
4.     Lemahnya manajemen koperasi
5.     Rendahnya tingkat kecerdasan rakyat Indonesia
6.     Kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi
7.      Kurangnya Modal Kerja
     
Selain itu terdapat beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan Koperasi di Indonesia,antara lain :
     a)  Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
     b)  Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top down) ,artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah.Dalam hal ini seharusnya, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
     c)    Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
     d)   Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
     e)    Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia tidak mengalami kemajuan. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan yang baik, walaupun bentuk dananya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan pengawasan dan bantuan akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.
     f)    Prinsip koperasi Rochdale bagian kerjasama dan sukarela serta terbuka , tidak dijalankan dengan baik di Indonesia, karena koperasi Indonesia bersifat tertutup dan terjadi pengkotak kotakan. Keanggotaan koperasi hanya berlaku untuk yang seprofesi saja dan menyebabkan pergerakan koperasi tidak maksimal, walaupun sudah di bentuk koperasi sekunder tetapi belum mampu menyatukan kerja sama antar koperasi yang berbeda beda jenis.

3. Kunci Pembangunan Koperasi
   Dekan Fakultas Administrasi Bisnis Universitas Nebraska, Lincoln, US, Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional pada koperasi perlu diganti dengan manajemen koperasi yang modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.     Semua anggota diperlakukan secara adil,
2.     Didukung administrasi yang canggih,
3.     Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
4.     Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
5.     Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput pembeli bukan hanya menunggu pembeli,
6.     Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
7.     Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
8.     Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
9.     Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas,
10. Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
11.  Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
12.    Pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.

Kesimpulan: Jadi saat ini pembangunan koperasi di negara berkembang seperti Indonesia sudah mulai berkembang,tetapi harus lebih ditingkatkan lagi supaya menjadi koperasi yang bisa berskala besar,dapat berfungsi untuk menjadikan anggota dan masyarakat lingkungan sekitar menjadi sejahtera dan dapat membantu masyarakat di negara berkembang..

Sumber : 

Senin, 29 Juni 2015

Q10 Perekonomian Indonesia

  1. Apa yang anda ketahui tentang perekonomian Indonesia?jelaskan
Jawaban : Perekonomian Indonesia :  Perekonomian yang dijalankan oleh bangsa Indonesia saat ini sesuai sistem ekonomi yang sedang berlaku. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda satu terhadap yang lain karena berhubungan dengan falsafah dan ideologi negara. Indonesia pun demikian, pernah mengalami perubahan dalam sistem ekonomi karena adanya pengaruh­pengaruh yang berkaitan dengan ideologi dan falsafah negara. Sistem ekonomi liberal pernah dianut oleh Indonesia sebelum pengaruh komunisme mengubahnya ke sistem ekonomi sosialis.

  1. Jelaskan masalah yang menjadi tantangan perekonomian Indonesia dimasa yang akan datang!
Jawaban : Salah satu tantangan yang menanti di depan mata adalah risiko turbulensi di pasar keuangan global, yang dapat dipicu oleh kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, the Fed fund rate.Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, sekecil apapun, akan mengubah keseluruhan konstelasi geo-moneter. Penilaian ulang terhadap risiko investasi dan valuasi aset finansial di pasar global yang akan mengikuti kenaikan the Fed fund rate, dapat memicu pergeseran penempatan investasi portofolio lintas negara.Sebagai akibatnya, likuiditas dolar AS dapat mengetat, terutama di negara-negara dengan fundamental ekonomi yang lemah. Bagi Indonesia, normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat dapat berimplikasi pada berkurangnya aliran modal masuk, yang selama ini telah memberi manfaat bagi pembiayaan fiskal dan defisit neraca transaksi berjalan.
Selain itu, kerentanan-kerentanan tambahan di tingkat mikro. Pertama adalah tingkat utang luar negeri korporasi yang semakin membesar, namun sebagian besarnya belum terlindung dari risiko gejolak kurs.Kedua adalah adanya akumulasi modal portofolio oleh investor luar negeri pada obligasi negara yang sudah sangat besar, dan ini dapat dengan mudah mengalir keluar serta memicu gejolak kurs ketika terjadi guncangan dari eksternal. 

  1. Sebutkan 6 indikator pengelolaan Utang RI membaik versi pemerintah!
Jawaban :
 1)  utang nominal bertambah tapi PDB naik tajam sehingga rasio utang/PDB turun tajam terutama sejak 2005
2)  tambahan pinjaman luar negeri netto negatif sejak 2005, artinya Indonesia membayar pinjaman luar negeri jauh lebih besar dari penarikan pinjaman baru.
3) utang yang bertambah (nominalnya) adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SUN & Sukuk) rupiah yang diterbitkan di dalam negeri agar dapat mengurangi pinjaman luar negeri sekaligus mendorong pengembangan pasar modal.
4) rezim sebelum Pemerintahan saat ini mengandalkan penjualan aset negara melalui privatisasi dan penjualan aset bank reka
5) dalam sejarah kredit rating RI, selama rezim sebelum SBY pernah mengalami 'SELECTIVE                DEFAULT' 2 kali. Rahmat menjelaskan, artinya perekonomian tidak bisa bayar utang.
6)BPK telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas bagian anggaran pengelolaan utang

  1.  Jelaskan pembangunan berwawasan nusantara!
Jawaban : Wawasan adalah pandangan hidup suatu bangsa yang dibentuk oleh kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan hidup bangsa Indonesia adalah pulau atau kepulauan yang terletak di antara samudera pasifik dan atlantik, di antara benua Asutralia dan Asia (Nusantara).
Pembangunan berwawasan nusantara sebenarnya tidak lain adalah pembangunan yang berwawasan ruang. Pembangunan berwawasan ruang (ekonomi regonal) tersirat dalam argumentasi Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab daerah miskin kurang mampu berkembang secepat seperti yang terjadi di daerah yang lebih kaya (Suroso, 1994)

  1. Men gapa sektor industri dapat berkembang pesat di indonesia?
Jawaban : Karena beberapa faktor berikut :
1.       Pertumbuhan industri atau sektor terbesar yang tengah mengalami perlambatan dan berada pada tingkat yang sangat rendah.
2.       Perluasan kesempatan kerja yang tidak dimotori oleh sektor industri.
3.       Sektor industri sudah berada dalam kondisi kritis, melempar tenaga kerja formal ke sektor informal.
4.       Penyerapan tenaga kerja dalam sektor jasa tidak tertampung di sektor informal.
5.       Seharusnya sektor pertanian mengurangi jumlah tenaga kerjanya dan menyerap lebih banyak tenaga kerja informal.
6.       Kenaikan upah riil umumnya terjadi cukup pesat pada sektor pertambangan. Jadi, dari segi upah, sektor ini tidak akan bermasalah.
7.       Perkembangan upah dalam sektor industri mengalami peningkatan secara nominal, namun prosesnya masih berlangsung dengan lambat.
  1. Sebutkan ciri utama perekonomian Indonesia!
Jawaban              : Ciri Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

  1. Sebutkan Faktor-faktor penyebab krisis di Indonesia tahun 1998!
Jawaban      :
1.       Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah menciptakan “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri dibidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut.
2.       Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap hutang yang dibuat oleh sector swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa hutang swasta tersebut benar -benar menjadi masalah yang serius. Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan hutang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998). Mengapa demikian? Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.
3.       Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
4.       Tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
5.        Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan pada gilirannya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.
6.        Miss government.
7.        Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).
8. Banyaknya utang dalam valas, proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relative masih besar, dan seterusnya.
9. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli 1997, menurunnya nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan dolar Amerika Serikat yang merupakan pencetus/trigger point. Meskipun tidak ada depresiasi tajam baht(mata uang Thailan), Krismon tetap akan terjadi di Negara tercinta ini. Kenapa? karena gejolak sosial dan politik Indonesia yang memanas. Oleh karena itu penyebab krismon 98 bisa dikatakan campuran dari unsur-unsur eksternal dan domestik(J. Soedrajad Djiwandono).
10. Diabaikannya early warning system merupakan penyebab mengapa krismon 97 melanda Inonesia. Adapun early system warningnya adalah: meningkatnya secara tajam deficit transaksi berjalan sehingga pada saat terjadinya krisis, defisit transaksi berjalan Inonesia sebesar 32.5% dari PDB. Utang luar negeri baik pemerintah maupun swasta yang tinggi. Boomingnya sektor properti dan financial yang mengabaikan kebijakan kehati-hatian dalam pemberian kredit perbankan diperuntukan untuk membiayai proyek-proyek besar yang disponsori pemerintah dan tidak semua proyek besar itu visibel. Tata kelola yang buruk(bad governence) dan tingkat transpalasi yang rendah baik sektor publik maupun swasta(Marie Muhamad).
11. Argument bahwa pasar financial internasional tidak stabil secara inheren yang kemudian mengakibatkan buble ekonomi dan cenderung bergerak liar. Bahkan sejak tahun 1990-an pasar financial lebih tidak stabil lagi. Hal ini dikarenakan tindakan perbankan negara-negara maju menurunkan suku bunga mereka. Sehingga mendorong dana-dana masuk pasar global. Maka pada tahun 1990-an dana asing melonjak dari $9 Miliar menjadi lebih dari $240 Miliar.
12. Kegagalan manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari apresiasi nilai tukar efectif riil, deficit neraca pembayaran dan pelarian modal.
13. Kelemahan sector financial yang over gradueted, but under regulete dan masalah moral hazar.
14. Semakin membesarnya cronycapitalism dan sistem politik yang otoriter dan sentralistik(M. Fadhil Hasan). Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Dan penyebabnya jika ditinjau dari teori konjungtur, ada dua karakteristik krisis 1). krisis disebabkan tidak sepadannya kenaikan konsumsi ketimbang kenaikan kapasitas produksi atau underconsumption crisis. 2). Krisis disebabkan terlampau besarnya investasi yang dipicu modal asing karena tabungan nasional sudah lebih dari habis untuk berinvestasi. Krisis seperti ini disebut overinvestment, dan ini yang terjadi di Indonesia(Kwik Kian Gie). Begitulah beberapa penyebab krismon 98 di Indonesia, yang dampaknya masih terasa sampai sekarang.
8. Tuliskan kebijakan pemerintah dalam mengatasi krisis!
Jawaban              : 1. Kebijaksanaan Ekonomi Makro
Kebijaksanaan ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui kebijaksanaan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi deficit anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana dari luar negeri.
2.kebijakan ekonomi mikro
Kebijaksanaan ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah, ditujukan, antara lain:
a. program  penyediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,
b. sistem perbankan dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan lembaga perbankan;
c. merestrukturisasi hutang luar negeri;
d. mereformasi struktural di sektor riil; dan
e. mendorong ekspor
9. Mengapa saat ini Indonesia sedang giat membangun infrastruktur di Indonesia bagian timur?
Jawaban      : Karena ketidaktersediaan infrastruktur khususnya minyak, gas bumi dan kelistrikan membuat serapan domestik terhadap sumber daya alam yang ada tidak maksimal, sehingga dengan terpaksa di ekspor ke luar negeri. Saat ini yang tersedia hanya di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. di wilayah timur rada kosong. Indonesia memiliki cadangan gas yang tersebar dibeberapa wilayah namun belum termanfaat karena terbatasnya infrastruktur yang ada, infrastruktur yang menghubungkan antara pusat penghasil dengan pusat pengguna. Infrastruktur gas hanya ada  di Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan yang lain sama sekali tidak ada infrastruktur gasnya ini juga tantangan kita. Selain sektor minyak dan gas bumi, sektor lain yang masih membutuhkan infrastruktur adalah kelistrikan.
10. “Mendapatkan keuntungan/laba maksimal dengan biaya/usaha maksimal dengan biaya/usaha minimal”. Menurut anda,pernyataan ini benar atau salah?jika benar kenapa? Jika tidak,apa yang harus dilakukan?
Jawaban              : Tidak, karena misalnya bahan baku apapun yang di beli dengan harga murah/rendah bisa di pastikan kualitasnya juga rendah dan bahan yang berkualitas rendah akan menghasilkan produk yang rendah dan  akan menghasilkan laba yang sangat rendah juga. Produk yang berkualitas rendahan bisa memang menghasilkan laba yang besar jika konsumennya masih terlena dengan fisik produk tersebut tanpa mengetahui kualitasnya.
Dan prinsip ekonomi yang benar yang harus dilakukan, adalah :
1)      Dengan modal sekecil kecilnya untuk mendapatkan hasil tertentu. Contohnya, Saat seseorang sedang mencari sepeda motor tertentu dengan merk tertentu dan type tertentu, orang tersebut akan bertanya di beberapa dealer dengan  mencari harga termurah dan membeli dari dealer yang harganya lebih murah.
2)      Dengan Modal tertentu untuk mendapatkan hasil sebesar besarnya. Contohnya, Saat seseorang mempunyai anggaran uang Rp 15 juta untuk membeli sepeda motor (modal tertentu) dan belum menentukan sepeda motor apa yang akan dibeli, tentu orang tersebut akan mencari sepeda motor dengan harga tersebut, dan membanding-bandingkan merek, type, baru atau bekas sepeda motor yang seharga Rp 15 juta . Tentu orang tersebut akan memilih sepeda motor dengan harga yang dianggap paling bagus dengan kualitas yang sebanding.

Sumber : 


Minggu, 31 Mei 2015

Utang Swasta Perlu Diwaspadai

Bank Indonesia (BI) mengingatkan para bankir bersiap menghadapi tantangan berat ke depan baik eksternal maupun internal terhadap ekonomi Indonesia.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, sentimen eksternal yang mempengaruhi ekonomi yaitu penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, ekonomi global melemah yang didukung harga komoditas dunia cenderung tertekan selama tiga tahun ini juga mempengaruhi ekonomi Indonesia.
"Padahal komoditi andalan ekspor. Kondisi itu memberi tekanan dan berdampak nasional," kata Agus.
Potensi risiko utang swasta ini semakin meningkat, kata Agus, karena pasar valuta asing (valas) dalam negeri masih tipis. Akibatnya, jika sedikit saja terjadi mismatch antara pasokan dan permintaan valuta asing, hal itu langsung berpengaruh pada kurs rupiah.
Dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan belum pada posisi yang sehat. Lalu masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum melakukan lindung nilai pada utangnya. .
Terkait hal tersebut, pihaknya mengaku bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk sektor jasa keuangan. Sebelumnya pertumbuhan utang luar negeri (ULN) sektor swasta melambat menjadi 13,6 persen (YoY) pada Januari 2015. Utang luar negeri sektor swasta mencapai US$ 162,9 miliar pada akhir Januari 2015. Angka ini 54,6 persen dari total utang luar negeri. Secara keseluruhan, posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai US$ 298,6 miliar atau tumbuh 10,1 persen Year on Year (YoY). 
Untuk perbaikan ekonomi, pihaknya mendukung pemerintah melakukan reformasi struktural. "Peningkatan kemandirian tersedia sumber pembiayaan pembangunan tentu harus didukung performa manajemen energi, pangan, baik infrastruktur soft ataupunhard," kata Agus.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,71 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2015. Pertumbuhan ekonomi ini dinilai Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus karena konsumsi masyarakat yang relatif rendah dibandingkan periode sebelumnya.
"Semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat. Hanya pengeluaran untuk makanan dan minuman, serta perumahan tidak melambat," kata Firdaus.
Ia mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berdampak pada lonjakan harga barang kebutuhan pokok.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,71 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2015. Pertumbuhan ekonomi ini dinilai Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus karena konsumsi masyarakat yang relatif rendah dibandingkan periode sebelumnya.
"Semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat. Hanya pengeluaran untuk makanan dan minuman, serta perumahan tidak melambat," kata Firdaus.
Ia mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berdampak pada lonjakan harga barang kebutuhan pokok.
Menurut saya harus adanya kerjasama antara pihak bank dan swasta, pihak bank seharusnya mengingatkan nasabahnya yang tidak menyimpan dana hasil ekspornya di bank devisa dalam negara, bank-bank juga mulai hati-hati karena ketidakpastian yang tinggi dan ekspor yang menurun.
mengingatkan pihak swasta sebenarnya  tidak perlu mencari pinjaman valas di luar negeri karena bank internasional dalam bentuk joint venture sudah ada di Indonesia. Jika bank tersebut memerlukan valas  akan meminjam ke bank induknya di luar negeri dan ini jauh lebih mudah dikontrol.
Dan menurut Aviliani, Ekonomi Universitas Indonesia,  mengatakan pemerintah sudah harus mulai mengatur utang luar negeri terutama utang luar negeri swasta karena mengalami peningkatan yang signifikan. "Apabila  tidak diatur dapat terjadi seperti tahun 1998," katanya.  Menurut dia, utang luar negeri memiliki beberapa risiko terutama resiko nilai tukar. Oleh karena itu, swasta sebaiknya diarahkan agar meminjam di dalam negeri karena risikonya lebih rendah.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2236549/gubernur-bi-sebut-utang-swasta-perlu-diwaspadai



Selasa, 05 Mei 2015

PENGANTAR KOMPUTER & TI 2A

Cara Install dBase IV di Windows 7 (32 bit)



Penginstall DBase 
Instalasi sistem dilakukan dengan cara sbb :

1.     Aktifkan komputer
2.     Download DBASE disini 
3.     Setelah selesai di download,buka folder downloadnya



4.    Lalu Install DBASE


5. Lalu akan tampil


 6.Tampilan berikutnya 


setelah tampilan ini muncul, saya tidak tau apa yang akan saya lakukan karena tugas yang diberikan dari  dosen saya hanya  menginstall DBASE saja hehehe :D
okeyy selamat menginstall....

Minggu, 26 April 2015

[REVIEW JURNAL] PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

LATAR BELAKANG


PT. PLN (Persero) Distribusi Bali adalah salah satu unit PLN Jawa, Madura, Bali yang bertanggung jawab terhadap fungsi distribusi listrik. Dalam mata rantai bisnis kelistrikan, posisinya sebagai interface dengan pelanggan.Bagi organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik atau masyarakat, tentu saja kinerja karyawan dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti memberikan pelayanan mengenai fasilitas listrik untuk kebutuhan bekerja dan kehidupan sehari. Mewujudkan visi yang diakui sebagai perusahaan kelas dunia, perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya yang dipengaruhi langsung oleh hasil kerja karyawannya.
Kurangnya kinerja karyawan juga disebabkan karena masih kurangnya motivasi yang diberikan oleh perusahaan seperti pemberian penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi, dan kurangnya motivasi dari rekan kerja saat melakukan pekerjaan serta kurangnya perhatian atasan kepada bawahannya saat menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerapan disiplin kerja yang kurang ditunjukan seperti adanya karyawan yang datang terlambat saat bekerja maupun jam makan siang , meninggalkan pekerjaan tanpa ijin serta kurangnya partisipasi karyawan untuk mengikuti olahraga pagi pada hari jumat.
Komunikasi yang dilakukan oleh segenap lini manajemen perusahaan melalui pertemuan dapat dikatakan berintensitas baik. Namun komunikasi yang dihasilkan dalam pertemuan tidak berjalan dengan efektif yang secara keseluruhan dapat menimbulkan perbedaan pengertian dalam bekerja. Hal inilah yang menuntut setiap karyawan dan pimpinan untuk selalu peka dan saling berkoordinasi agar kelancaran kegiatan perusahaan tetap berlangsung dengan lancar.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Apakah ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari motivasi,
disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan?
2) Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi, disiplin
kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan?
3) Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan?
Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu.
(1) Terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan dari motivasi, disiplin
kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan.
(2) Terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan dari motivasi, disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan  untuk meneliti pengaruh motivasi dan disiplin serta lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara simultan ataupun parsial, dan untuk mengetahui variabel yang berpangaruh lebih besar
terhadap kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Responden penelitian adalah 144 orang karyawan yang diambil dengan metode proportionate stratified random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan ada variabel motivasi, disiplin kerja, dan komunikasi berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan pada. Variabel motivasi menjadi variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karywan karena berdasarkan perhitungan analisis standardized coefficients beta memiliki nilai terbesar.


METODE PENELITIAN


PT. PLN (Persero) Distribusi Bali yang berlokasi di jalan Letda Tantular No.1 Renon, Denpasar Bali. Responden penelitian ini adalah karyawansebanyak 144 orang. Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yang berupa hasil wawancara, observasi secara langsung dan kuesioner yang disebarkan kepada responden dan data sekunder berupa diperoleh berdasarkan dokumen-dokumen yang sudah ada dalam perusahaan, seperti sejarah singkat, jumlah karyawan, gambaran umum perusahaan, dan struktur organisasi. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proportionate stratified random sampling yang diambil dari masing-masing bidang atau departemen yang ada. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda.

HASIL PEMBAHASAN


Pembahasan dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor angota anggotanya dalam melakukan fungsinya masing-masing. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas kerja dari anggota organisasi adalah kinerja karyawan yang dimiliki. Dalam penelitian ini faktor yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan adalah motivasi. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Narmodo dan Wajdi (2004), Brahmasari dan Suprayetno (2008), Nurcahyo (2011) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Kedisiplinan kerja yang ditunjukan karyawan juga mempengaruhi kinerjanya (Amran, 2009) . Karena dengan kedisiplinan yang baik dengan cara mengikuti aturan-aturan perusahaan karyawan dapat mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu dan tidak mengahambat bidang kerja lain dalam perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Susilaningsih (2008), Amran (2009), Zesbendri dan Aryanti (2009) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja kerja karyawan adalah komunikasi.
Menurut Ardana dkk (2012:138) semakin lancar dan cepat komunikasi yang dilakukan akan semakin cepat pula dapat terbinanya hubungan kerja yang baik. Adanya kerjasama antar-SDM di lingkungan organisasi yang terjalin dengan baik akan mampu meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan kearah yang baik pula. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifin (2005), Chairunnisah (2009) dan Kiswanto (2010) menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 


SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.
1) Variabel motivasi, disiplin kerja dan komunikasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
2) Variabel motivasi, disiplin kerja dan komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
3) Variabel motivasi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menyarankan, yaitu.
1) Kerjasama tim dalam menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan hal yang harus diperhatikan pihak manajemen perusahaan guna meningkatkan kinerja karyawannya.
2) Pihak manajemen agar dapat lebih memperhatikan variabel motivasi kerja dalam hal gaji atau bonus yang diberikan kepada karyawan agar nantinya berdampak pada peningkatan kinerja para karyawan.
3) Disiplin kerja juga harus diperhatikan adalah pengawasan terhadap karyawan dalam pengerjaan tugas yang diberikan sesuai dengan aturan dari atasan Pihak perusahaan hendaknya memperketat pengawasannya terhadap mesin sidik jari absensi dan peningkatan pengawasan dari pimpinan mengenai cara kerja masing-masing karyawan.
4) Perusahaan diharapkan dapat lebih memelihara komunikasi yang efektif antara masing-masing karyawan diseluruh lini manajemen agar hubungan baik terjalin saat menyelesaikan tugas tanpa adanya misscomunication.

Penulis Jurnal :I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari dan I Gusti Salit Ketut Netra

Senin, 23 Maret 2015

PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 2014

Saya akan membahas pengganguran di Indonesia selama tahun 2014
Menurut saya Pemerintah tampaknya gagal mengatasi pengangguran karena jumlahnya yang meningkat di tahun 2014. Sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta orang meningkat 7,24 juta orang.
Dan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87 juta orang, yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120,17 juta orang. Tetapi peningkatan ini juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka Februari hingga Agustus 2014 sebesar 5,70% naik 5,94%. 
Meski terjadi peningkatan pengangguran tahun 2014, tetapi pemerintah sepertinya dapat berbangga hati karena dibanding Agustus tahun 2013, tingkat pengangguran berkurang 0,17% dari 7,41 juta orang menjadi 7,24 juta orang. Ini berarti sebanyak 6,17% orang yang menganggur turun menjadi 5,94%.
Berkurangnya pengangguran dibanding tahun 2013 ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor selama setahun terakhir naik. Beberapa sektor itu terjadi pada sektor konstruksi yang menyerap tenaga kerja sebanyak 930 ribu orang, kemudian sektor perdagangan sebesar 730 ribu orang dan sektor industri 300 ribu orang.
Dan menurut data BPS, sektor pertanian dan jasa tidak mengalami kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja. Penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor pertanian mencapai 38,97 juta orang. Jumlah itu turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 39,22 juta orang. Dan ketenagakerjaan disektor pertanian perlu diwaspadai karena cuaca yang sangat sulit diprediksi.
tidak adanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dikarenakan sektor ini mengalami produktivitas yang menurun. Hal ini menyebabkan para petani berpindah kerja dari pertanian ke sector lain. Sedangkan di sektor jasa terkait konsumsi dan daya beli masyarakat, bila terjadi kenaikan daya beli masyarakat di sektor jasa maka penyerapan tenaga kerja juga akan naik. 
tingkat pengangguran yang berkurang 190.000 orang yang masih sangat kecil ini, dikarenakan peningkatan penyerapan tenaga kerja lebih banyak di sektor informal dibanding sektor formal, maksud dari sektor formal dan informal adalah
sektor formal itu adalah usaha yang memiliki izin dari pemerintah dan membantu menggerakan perekonomian Indonesia sedangkan sektor informal adalah kebalikannya dari sektor informal contoh dari sektor informal itu adalah (pedagang kaki lima,pedagang asongan,warung makan dan masih banyak lagi)
jumlah penduduk usia 15 tahun yang bekerja dengan status buruh/karyawan Agustus tahun 2014 sebesar 42,38 juta orang. Dibandingkan pada Agustus tahun 2013 yang sebesar 41,12 juta orang, capaiannya meningkat 1,26 juta. 

Okey setelah melihat pengangguran di tahun 2013 dan tahun 2014
Pendapat saya agar di tahun 2015 tingkat pengangguran menjadi berkurang adalah
1.     Pemerintah dan Masyarakat Indonesia banyak menciptakan lapangan kerja untuk orang lain sehingga dapat mengurangi pengganguran di Indonesia
2.     Pendidikan gratis bagi orang orang yang kurang mampu, hal pertama dalam mencari kerja adalah melihat jenjang pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi juga jenjang pekerjaan seseorang
3.     Pemerintah memperbanyak tempat tempat pelatihan keterampilan di banyak daerah
Seperti : tempat kursus-kursus dan BLK (Balai Latihan Kerja)

4.     Lalu Pemerintah mendirikan lembaga bantuan kredit untuk memberikan kredit/pinjaman kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendirikan usaha.