Minggu, 31 Mei 2015

Utang Swasta Perlu Diwaspadai

Bank Indonesia (BI) mengingatkan para bankir bersiap menghadapi tantangan berat ke depan baik eksternal maupun internal terhadap ekonomi Indonesia.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, sentimen eksternal yang mempengaruhi ekonomi yaitu penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, ekonomi global melemah yang didukung harga komoditas dunia cenderung tertekan selama tiga tahun ini juga mempengaruhi ekonomi Indonesia.
"Padahal komoditi andalan ekspor. Kondisi itu memberi tekanan dan berdampak nasional," kata Agus.
Potensi risiko utang swasta ini semakin meningkat, kata Agus, karena pasar valuta asing (valas) dalam negeri masih tipis. Akibatnya, jika sedikit saja terjadi mismatch antara pasokan dan permintaan valuta asing, hal itu langsung berpengaruh pada kurs rupiah.
Dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan belum pada posisi yang sehat. Lalu masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum melakukan lindung nilai pada utangnya. .
Terkait hal tersebut, pihaknya mengaku bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk sektor jasa keuangan. Sebelumnya pertumbuhan utang luar negeri (ULN) sektor swasta melambat menjadi 13,6 persen (YoY) pada Januari 2015. Utang luar negeri sektor swasta mencapai US$ 162,9 miliar pada akhir Januari 2015. Angka ini 54,6 persen dari total utang luar negeri. Secara keseluruhan, posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai US$ 298,6 miliar atau tumbuh 10,1 persen Year on Year (YoY). 
Untuk perbaikan ekonomi, pihaknya mendukung pemerintah melakukan reformasi struktural. "Peningkatan kemandirian tersedia sumber pembiayaan pembangunan tentu harus didukung performa manajemen energi, pangan, baik infrastruktur soft ataupunhard," kata Agus.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,71 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2015. Pertumbuhan ekonomi ini dinilai Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus karena konsumsi masyarakat yang relatif rendah dibandingkan periode sebelumnya.
"Semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat. Hanya pengeluaran untuk makanan dan minuman, serta perumahan tidak melambat," kata Firdaus.
Ia mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berdampak pada lonjakan harga barang kebutuhan pokok.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,71 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2015. Pertumbuhan ekonomi ini dinilai Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus karena konsumsi masyarakat yang relatif rendah dibandingkan periode sebelumnya.
"Semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat. Hanya pengeluaran untuk makanan dan minuman, serta perumahan tidak melambat," kata Firdaus.
Ia mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berdampak pada lonjakan harga barang kebutuhan pokok.
Menurut saya harus adanya kerjasama antara pihak bank dan swasta, pihak bank seharusnya mengingatkan nasabahnya yang tidak menyimpan dana hasil ekspornya di bank devisa dalam negara, bank-bank juga mulai hati-hati karena ketidakpastian yang tinggi dan ekspor yang menurun.
mengingatkan pihak swasta sebenarnya  tidak perlu mencari pinjaman valas di luar negeri karena bank internasional dalam bentuk joint venture sudah ada di Indonesia. Jika bank tersebut memerlukan valas  akan meminjam ke bank induknya di luar negeri dan ini jauh lebih mudah dikontrol.
Dan menurut Aviliani, Ekonomi Universitas Indonesia,  mengatakan pemerintah sudah harus mulai mengatur utang luar negeri terutama utang luar negeri swasta karena mengalami peningkatan yang signifikan. "Apabila  tidak diatur dapat terjadi seperti tahun 1998," katanya.  Menurut dia, utang luar negeri memiliki beberapa risiko terutama resiko nilai tukar. Oleh karena itu, swasta sebaiknya diarahkan agar meminjam di dalam negeri karena risikonya lebih rendah.

Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2236549/gubernur-bi-sebut-utang-swasta-perlu-diwaspadai



Selasa, 05 Mei 2015

PENGANTAR KOMPUTER & TI 2A

Cara Install dBase IV di Windows 7 (32 bit)



Penginstall DBase 
Instalasi sistem dilakukan dengan cara sbb :

1.     Aktifkan komputer
2.     Download DBASE disini 
3.     Setelah selesai di download,buka folder downloadnya



4.    Lalu Install DBASE


5. Lalu akan tampil


 6.Tampilan berikutnya 


setelah tampilan ini muncul, saya tidak tau apa yang akan saya lakukan karena tugas yang diberikan dari  dosen saya hanya  menginstall DBASE saja hehehe :D
okeyy selamat menginstall....